Pren, kamu pasti kenal sama penyakit yang satu ini: bete. Tubuh
serasa nggak semangat buat ngerjain tugas yang ada. Nggak pandang bulu apapun
jenis aktivitasnya. Bisa berupa malas belajar, ngerjain tugas kampus, tugas
rumah, berangkat kerja, olahraga, dan bahkan males mandi! ngaku aja deh...
Bahayanya, penyakit ini juga nyerang ketika kita dipanggil
‘kencan’ sama Pencipta kita. Lagi nyenyak-nyenyaknya tidur sambil ngimpi nonton
konser live Linkin Park, eh dibangunin buat sholat shubuh. Lagi asyik-asyiknya nonton
film, eh tau-tau TV-nya dimatiin trus kita disuruh sholat magrib juga ngaji.
Rasanya keselll banget. Pas sholatpun kadang masih kebawa esmosi.
Kenapa sih kamu suka gitu? Yang jadi masalah di sini sebenarnya
adalah persoalan motivasi. Motif untuk melakukan aksi. Sebab, apapun yang kita
lakukan kalo tanpa ada bara motivasi, bakalan setengah-setengah ngerjainnya,
kepaksa, dan hasilnya pun gak bakal maksimal. Ahirnya, kita rugi pikiran,
energi, waktu, dan mungkin juga uang.
Padahal, kita sendiri tau manfaat aktivitas yang kudu kita lakukan
itu. Misalnya belajar. Kita sebenernya ngerti kok kalo ga belajar ya nggak
bakalan ada ilmu yang nyantol. Ketika ujian atawa ditanya orang ya bakalan gelegepan.
Contoh lain, olahraga. Kita sebenernya pengin banget sehat. Dan bahkan kalo
bisa, tubuh kita bisa kaya’ yang di iklan-iklan susu atawa alat olahraga DRTV.
Begitu juga sholat atawa ngaji. Kita udah tau banget kok kalo
sholat itu wajib. Dilakuin dapet pahala, ditinggalin kena dosa. Yang kalo dosa
kita menumpuk, kitapun bakalan sukses terbenam dalam kobaran Jahanam. Wew!
Ngeri abis!!
Tapi anehnya, meskipun kita semua pada ngeh segala macem resiko
tadi, kenapa kita masih nggak semanget juga yah? Jawabanya: ya itu tadi, karena
kita gak ada atau kurang motivasi. Nah…, supaya kamu tau jenis-jenis motivasi
apa aja sih yang menjadi daya dorong manusia dalam melakukan aktivitas
hidupnya, berikut ini penjelasannya.
Motivasi Materi-Kebendaan
Ok, tadi kita udah liat beberapa contoh ketidak-semangatan yang
kadang hinggap dalam diri kita. Coba liat contoh lain. Misalnya ada seorang
Bapak yang gigih nyari duit buat biaya makan keluarganya. Dia mikir, kalo saya
gak nyari duit, keluarga saya bakal kelaparan.
Atau, kita coba tengok pagelaran War on Terrorism yang gencar
dikampanyekan Amerika. Semua negara diultimatum oleh AS, “Bareng saya, atau
bareng teroris?” Gak ada pilihan lain. Yang lanjutannya, kalo bareng AS dikasih
wortel, dana. Kalo nggak mau bareng AS bakal dikasih pentungan, serangan.
Kontan aja, negara-negara di dunia serasa dapet hembusan bara motivasi buat
milih salah satu pilihannya. Kamu tau sendiri lah, kebanyakan dari mereka pada
milih ikut ama Amerika lantaran takut diserang atau malah ngiler karena
diiming-imingi duit yang gak sedikit.
Pendekatan pembangkitan motivasi bergaya “wortel dan pentungan”
ini diasosiasikan dengan “manusia ekonomi”, yakni sebuah istilah para ekonom
klasik yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang penuh kekhawatiran dan
ketakutan yang hanya bekerja karena ia terpaksa harus bertahan hidup, sekaligus
pula disebut serakah, oportunis, dan senantiasa ingin memperoleh lebih banyak
harta duniawi.
Artinya, salah satu motivasi yang menggerakkan manusia untuk
melakukan suatu aktivitas, menurut teori ini, adalah manfaat kebendaan, alias
materi.
Liat aja di sekeliling kamu. Para pedagang, karyawan, petani,
buruh, nelayan, pejabat negara, kebanyakan bergerak karena motif kebendaan.
Bahkan ada seorang menteri di negaranya Wiro Sableng ini yang merasa kurang
dengan gaji 20 jutanya perbulan. Pssttt.. ngomong-ngomong gaji bapak kamu
berapa kalinya beliau?
Namun kemudian, Peter Drucker, yang sekarang disanjung sebagai
bapak manajemen modern, menerbitkan sebuah buku yang berjudul The End of
Economic Man (1939). Dalam buku tersebut, ia menumbangkan pendapat bahwa
kepentingan ekonomi pribadi merupakan kekuatan dahsyat dalam dinamika manusia.
Ia mengemukakan, bahwa manusia modern didorong oleh motivasi-motivasi yang jauh
lebih kompleks dan misterius daripada yang diduga semula.
Harta benda duniawi bukanlah satu-satunya hal yang diinginkan
orang. Karena kalo emang manusia hanya menginginkan harta benda duniawi, orang
kaya tentulah menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Tapi kenyataannya,
banyak orang yang semakin kaya, malah semakin cemas hidupnya. Paranoid kehilangan
harta bendanya.
Ada hal-hal yang nggak bisa dibeli dengan uang. Kasih sayang,
harga diri, simpati dan hormat yang tulus dari orang lain tidak akan bisa
dibeli dengan uang. Betul?!
Motivasi Moral-Emosional
Teori mengenai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan bawaan
yang paling luas diterima dunia adalah teori yang dirumuskan oleh Abraham
Maslow (1908-1970) dalam karya klasiknya Motivation and Personality.
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harapan seorang manusia yang
sehat menjadi lima kategori umum yang merupakan keseluruhan kepribadian,
motivasi-motivasi dan aspirasi-aspirasi dasar mereka.
Lima kategori itu yakni: kebutuhan-kebutuhan jasmani
(fisiologis), seperti makanan, air, udara, rumah; kebutuhan-kebutuhan
rasa aman, seperti bebas dari bahaya, ancaman, rasa takut; kebutuhan-kebutuhan
sosial, seperti persahabatan, cinta kasih; kebutuhan-kebutuhan ego,
seperti pengakuan, kebanggaan, status, harga diri; dan kebutuhan-kebutuhan
aktualisasi diri, seperti prestasi, kreativitas, kemandirian.
Dari paparan Maslow ini, kita mendapatkan satu jenis motivasi lagi
selain manfaat-kebendaan, yakni moral-emosional. Catet ya!
Contoh sederhana untuk membedakan kedua jenis motivasi itu begini:
Di saat akan berperang melawan musuh, kita tentu akan mempertimbangkan kekuatan
fisik-jasmani dan berusaha mencari sarana-sarana fisik atau materi penunjang.
Kalo ngerasa udah memiliki kekuatan jasmani/senjata yang cukup untuk berperang,
kitapun berangkat. Kalo tidak, kitapun akan mundur, atau paling ngga, menunda
perlawanan.
Memerangi musuh adalah tindakan yang umum dilakukan manusia. Tapi
kalo menyandarkan diri pada kekuatan materi semata, daya "dorong"nya
bakalan terbatas. Sikapnya akan dipenuhi keraguan jika dihadapkan pada hal-hal
yang bisa membangkitkan rasa takut dan khawatir, sekalipun udah punya kekuatan
materi. Coba aja lihat tentara AS yang lagi menjajah Irak. Kamu sendiri denger
khan, kalo baru-baru ini terungkap angka bunuh diri dan stress yang terjadi
pada para serdadu AS itu terus meroket jumlahnya?! Para psikiater militer AS
mengungkapkan, angka rata-rata kasus bunuh diri yang terjadi berkisar pada 13,5
per 100.000 tentara. Sementara itu 20%nya diperkirakan akan menderita tekanan
jiwa kronis (eramuslim.com 26/01). Alhamdulillah…!
Kekuatan moral berbeda dengan kekuatan fisik-materi. Kekuatan
moral timbul dari dalam jiwa. Dalam berbagai kondisi, kekuatan moral
memberikan dorongan yang lebih besar kepada manusia dibandingkan dengan
kekuatan materi yang dimilikinya.
Kamu sering denger khan, orang yang ingin memerangi musuh guna
membebaskan diri dari dominasi musuhnya, untuk membalas dendam, mendapatkan
penghargaan, untuk membela yang lemah ataupun untuk tujuan-tujuan lain?! Mereka
akan lebih semangat berperang, dibandingkan dengan orang yang ingin melakukan
peperangan sekedar untuk mendapatkan harta rampasan perang, atau untuk
menjajah.
Motivasi Ruhaniah
Jenis motivasi yang terakhir yakni kekuatan rohani adalah yang
memberikan pengaruh paling besar pada diri manusia dibandingkan dengan kekuatan
moral atau materi. Sebab, kekuatan rohani lahir dari kesadaran manusia akan
hubungannya dengan Alloh SWT sebagai Pencipta segala sesuatu, juga segala
kekuatan.
Kesadaran dan perasaan akan hubungan dengan Alloh SWT ini
menghasilkan dorongan kepada manusia sesuai dengan apa yang dituntut oleh
Alloh, dan tidak tergantung pada kekuatan-kekuatan lain yang dimiliki baik
moral ataupun materi. Kekuatan ini hanya bergantung pada tuntutan dan seruan
Alloh semata. Apapun jenis tuntutan itu, sesuai ataupun tidak dengan kadar
kemampuannya menurut pertimbangan manusia.
Kadang-kadang, tuntutan itu berupa sesuatu yang akan
mempertaruhkan nyawanya. Ia tetap akan
melakukannya. Liat aja Nabi dan para sahabatnya. Mereka bener-bener paling gape
dalam soal beginian. Tuntutan Alloh memiliki daya dorong lebih besar dibanding
kekuatan moril dan materiil yang mereka miliki. Terbukti, mereka jadi
manusia-manusia yang keren abis!
Dari sini bisa keliatan kan, bahwa kekuatan rohani memberikan
dorongan dan pengaruh terbesar pada diri manusia?!
Seandainya dalam diri seseorang telah menghujam kekuatan rohani,
maka kekuatan moral bakalan lewat, deh! Apabila memerangi musuh, doi tidak
melakukan peperangan untuk mencari harta rampasan atau kemasyhuran apalagi Cuma
mau so’ jago. Doi melakukan peperangan karena perintah Alloh semata. Kekuatan
materi/senjata hanya merupakan sarana saja, bukan pendorong. Gi..tu Coy…!
Yup, begitulah Islam. Islam telah menjadikan kekuatan rohani
sebagai kekuatan pendorong seorang muslim untuk beraktivitas dalam hidupnya.
Tentu saja kita dibolehkan melakukan aktivitas yang didalamnya
kita niat nyari untung berupa harta-benda, ataupun sekedar menolong orang tanpa
minta imbalan materi. Tapi… semua aktivitas itu harus dijalanin sambil inget
aturan Alloh dan dilakukan demi meraih rido Alloh. Kita boleh berdagang,
bertani, mengajar ataupun bekerja lainnya; tapi inget harus selalu jujur, gak
suap-suapan, ngejaga hubungan pria-wanita, serta perintah Alloh lainnya.
Islam menjadikan kekuatan rohani sebagai satu-satunya dasar bagi
kehidupan. Artinya, kita harus menjadikan: aqidah Islam sebagai landasan
kehidupan; halal-haram sebagai tolak ukur perbuatan; serta rido Alloh sebagai
tujuan akhir. Inget-inget deh tuh!
Tentu saja kita gak bakalan bisa memiliki kekuatan rohani yang
menghujam kuat kalo kita menjadikan pemikiran-pemikiran Islam hanya seperti
dongeng kisah Cinderella atau Putri Salju yang hanya isapan jempol semata. Kita
harus bisa merasakan pemikiran-pemikiran Islam senyata terangnya mentari di
siang hari. Dan kita semua mampu, kok. Suwer!
Caranya, kajilah Islam secara menyeluruh. Jangan cuma ibadah
ritualnya doang! Kudu kaaffah! Trus, praktikkan langsung pada fakta yang
sesuai. Kamu pasti bakalan merasakan indah dan hebatnya aturan Islam.
So, jangan ada bete di antara kita! Kobarkan semangat dan
bergegaslah! Surga Alloh menanti kita semua. Yesss! [hnf]
*seperti biasa ^_^ dari Minimagz Openmind
*seperti biasa ^_^ dari Minimagz Openmind
Comments
Post a Comment